Nama : Kartika Utami
NPM : 21207274
Kelas : 3 EB05
Tugas Softskills
Mengenali Gempa Menghindari Bahaya
Gempa datang tanpa tanda. Tidak seperti hujan-badai yang didahului langit gelap, awan hitam, petir menyambar-nyambar dan suasana muram.
Cara terbaik menyikapi potensi gempa adalah dengan meningkatkan kewaspadaan. Indonesia dikepung 3 lempeng tektonik dunia, juga merupakan jalur cincin api pasifik. Kenyataan ini menempatkan Indonesia sebagai negeri yang rentan terkena gempa bumi. Tercatat 28 wilayah di Indonesia dinyatakan rawan gempa bumi yang bersifat merusak.
Kesadaran masyarakat Indonesia atas bahaya gempa terhitung masih sangat rendah. Untuk itu, diperlukan kerja keras guna mengubah paradigm mengenai “tradisi” gempa dan sosialisasi tentang persiapan menghadapi situasi darurat serta langkah-langkah darurat ketika gempa terjadi.
Berikut gambaran sederhana mengenai gempa bumi, risiko-risikonya terhadap manusia akibat kehancuran bangunan fisik, serta persiapan menghadapi keadaan darurat dan langkah-langkah dalam situasi darurat karena gempa bumi.
Gempa bumi
Adalah gejala alam berupa sentakan alamiah yang terjadi di bumi, yang bersumber di dalam bumi dan merambat ke permukaan. Merupakan salah satu bencana yang tidak dapat diramalkan. Berupa gerakan tiba-tiba akibat akumulasi pelepasan energi yang membentuk gelombang ke segala arah, termasuk ke permukaan yang disebabkan tumbukan lempeng atau kulit bumi, pergeseran sesar, aktivitas gunung berapi, dan penyebab lainnya.
Mekanisme kerusakan
Energi getaran (gempa) menyebabkan :
1. Bangunan-bangunan rusak dan hancur.
2. Tanah longsor, pencairan dan kegagalan-kegagaln daratan lainnya yang merusak lingkungan hunian di sekitarnya.
3. Memicu kebakaran berganda, kecelakaan industry atau transportasi, dan bias memicu banjir lewat jebolnya bendungan atau tanggul-tanggul penahan banjir.
4. Pada gilirannya : melukai dan membunuh orang-orang yang tinggal di sekitar fasilitas yang mengalami kerusakan dan kehancuran tersebut.
Potensi pengurangan bahaya
Tidak ada serangan dan peringatan seketika. Sampai sekarang, tidak memungkinkan untuk meramalkan muncuknya gempa bumi dalam jangka pendek dengan tepat.
Elemen-elemen paling berisiko
1. Bangunan-bangunan lemah dengan tingkat hunian tinggi.
2. Bangunan-bangunan yang didirikan tanpa perhitungan teknik sipil.
3. Bangunan dengan atap yang berat.
4. Bangunan-bangunan tua dengan kekuatan samping yang kecil.
5. Bangunan berkualitas rendah dengan konstruksi cacat.
6. Bangunan-bangunan tinggi yang jauh dari permukaan bumi.
7. Bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah yang lembek.
8. Bangunan-bangunan di lereng-lereng yang lemah.
9. Infrastruktur di atas atau tertanam dalam tanah yang mengalami perubahan bentuk.
10. Pabrik-pabrik industri dan kimia sebagai pembawa risiko sekunder.
Strategi mitigasi utama
1. Rekayasa bangunan untuk menahan kekuatan getaran.
2. Membuat undang-undang bangunan gempa.
3. Penegakan dan kepatuhan terhadap undang-undang bangunan gempa dan mendorong standar kualitas bangunan lebih tinggi.
4. Memperkuat bangunan-bangunan penting yang telah ada tapi diketahui rentan.
5. Perencanaan lokasi untuk mengurangi kepadatan penduduk perkotaan di wilayah-wilayah geologis yang di ketahui dapat melipatgandakan getaran bumi.
6. Asuransi.
7. Penetapan zona gempa.
Partisipasi masyarakat
1. Kesadaran akan risiko gempa bumi.
2. Menyusun isi bangunan dan aktivitasnya dengan mempertimbangkan kemungkinan terjaadinya gempa bumi.
3. Menaruh dan menyusun sumber-sumber kebakaran yang terbuka dan benda-benda berbahaya di tempat yang aman dan stabil.
4. Meningkatkan pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan pada saat terjadi gempa bumi.
5. Partisipasi dalam latihan-latihan gempa bumi.
6. Partisipasi dalam pelatihan kebakaran dan pertolongan pertama.
7. Sosialisasi dari tingkat keluarga.
Persiapan untuk keadaan darurat
1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi. Tempat berlindung yang aman adalah tempat yang dapat melindungi anda dari benda-benda yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di bawah meja.
2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat.
3. Menyiapkan tas ransel yang berisi barang-barang yang dapat dibutuhkan di pengungsian atau barang-barang yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat, seperti : lampu senter berikut baterai cadangannya, air minum, kotak P3K, makanan yang tahan lama, uang tunai, buku tabungan, korek api, lilin, pakaian dalam, helm, dll.
4. Mengencangkan meubel yang mudah roboh seperti lemari pakaian, dengan langit-langit atau dinding menggunakan logam berbentuk siku atau sekrup agar tidak mudah roboh saat terjadi gempa bumi.
5. Mencaritahu tempat evakuasi dan rumah sakit terdekat. Jika pemerintah setempat tidak punya tempat evakuasi, pastikan anda tidak pergi ke tempat yang lebih rendah atau tempat yang dekat dengan pinggir laut/sungai untuk menghindari tsunami.
Ketika terjadi gempa
1. Jika anda berada di rumah, matikan api kompor gas jika anda sedang memasak. Matikan juga alat-alat elektronik yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika terjadi kebakaran di dapur, segera padamkan api menggunakan alat pemadam api. Jika tidak punya alat pemadam api maka gunakanlah pasir atau karung basah.
2. Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung. Cari tanah lapang yang tidak terhalang bangunan besar.
3. Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat televisi atau radio.
4. Utamakan keselamatan terlebih dahulu. Jika terjadi kerusakan di tempat anda berada, segeralah mengungsi ke tempat pengunsian terdekat.
5. Tetap tenangdan tidak terburu-buru keluar dari rumah atau gedung. Tunggu sampai gempa mereda.
6. Jika anda berada di dalam lift, tetap tenang. Tekan semua tombol dan segera keluar sesaat setelah pintu terbuka. Jika berada di dalam bioskop, ikuti petugas, lampu biasanya akan mati, dan jangan panik.
7. Jika anda harus berjalan ditengah jalan raya, hati-hatilah tehadap papan reklame yang jatuh, tiang listrik yang tiba-tba roboh, kabel listrik, pecahan kaca, dan benda-benda yang berjatuha dari atas gedung. Jika tengah mengemudi, menepilah, jangan parkir di sebelah tembok atau dekat bangunan.
8. Jika anda berada di kereta api, berpegangan yang kuat pada tiang-tiang yang kuat di kereta. Segera keluar begitu kereta berhenti.
9. Bawalah barang sesedikit mungkin. Utamakan keluarga terlebih dahulu.
10. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertimggal pada saat pergi ketempat evakuasi.
11. Jika gempa bumi terjadi pada saat anda sedang menyetir kendaraan, jangan sekali-kali mengerem mendadak atau menggunakan rem darurat. Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan mobil anda di bahu jalan. Jangan berhenti di dekat pom bensin, di bawah kabel bertegangan tinggi, atau di bawah jembatan penyebrangan.
12. Untuk mereka yang tinggal di pedesaan atau lepas pantai, segera cari tanah lapang dan bebukitan. Menjauh dari bibir pantai. Hindari bahaya tsunami.
13. Tetap berdoa dan jangan panik.
Sumber :
- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
- Majalah Gatra
Jumat, 07 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.